Pada awal keberadaannya, BIOS yang ada
di komputer tidak dapat dirubah isi memorinya. Chip ini dikenal dengan
nama ROM atau Read Only Memory. Program BIOS dimasukkan ke dalam chip
ini beserta seluruh informasi aturannya. Intinya adalah BIOS di masa
lalu tidak dapat dirubah lagi. BIOS pada komputer masa kini disimpan di
dalam chip EEPROM atau Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory, dimana BIOS akhirnya dapat dirubah untuk memperbarui,
menambahkan pengaturan baru dan sebagainya. Namun tentu saja ini dapat
menimbulkan resiko pada komputer, yakni meningkatnya potensi masalah
pada komputer.
Masalah
tersebut yang paling sering terjadi adalah hilangnya pengaturan akibat
kerusakan memori, salah atur setting, kegagalan upgrade BIOS dan
serangan virus. Mengenai serangan virus, selama ini sudah dikenal tiga
virus luar biasa yang dapat merubah atau bahkan menghapus isi Flash ROM
BIOS. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan komputer tidak dapat
dipakai sama sekali. Virus yang dapat menghapus BIOS ini diberi nama CIH
atau Chernobyl yang muncul pada tahun 1998 dan aktif pada April 1999.
Untuk memperbaikinya, Chip ROM BIOS harus dicopot dari motherboard dan
diprogram ulang.
Virus ini beraksi
pada motherboard chipset Intel i430TX yang memang populer di masa itu.
Selain itu, kelemahan ada pada Windows 9X dimana sistem operasi tersebut
mengijinkan akses langsung ke perangkat keras. Selain dari virus
Chernobyl, ada dua virus lagi yang menggunakan bug pada sistem sehingga
mampu mengubah BIOS. Pertama adalah Black Hat 2006 yang diperkenalkan
oleh komunitas Black Hat dan BIOS infection yang diperkenalkan oleh
Anibal Sacco dan Alfredo Ortega dari Core Security Technologies pada
acaa SyScan Security Conference pada tahun 2009 di Singapura.
0 komentar:
Posting Komentar